Persekutuan Wilayah Gabungan GKI PI Oktober 2021



"Tak Kenal Maka Tak Sayang"
~sebuah upaya mengenal lebih dalam wilayah, jemaat, dan pelayanan KomBas TCCC~

PWG Oktober 2021 Persekutuan Wilayah Gabungan GKI Pondok Indah bulan Oktober 2021 dilaksanakan pada awal bulan dan sekaligus menjadi pembuka bagi rangkaian acara Bulan Keluarga 2021. Host PWG kali ini adalah KomBas TCCC yang menyuguhkan serangkaian segmen pembahasan guna lebih mengenal kehidupan jemaat, pelayanan di dalam KomBas TCCC, serta luas wilayah yang dilayani. Acara yang dipandu oleh Pdt. Bonnie Andreas dengan ditemani Pnt. David Hutagalung ini hadir dalam balutan tema: ‘Tak Kenal Maka Tak Sayang.’

Mengenal Wilayah TCCC
Pdt. Bonnie dan Pnt. David memulai acara pada Segmen I – Mengenal Wilayah TCCC dan Cakupan Wilayahnya ini dengan mengundang Pnt. Alex Sardo Cesario Saragih— sebagai Pendeta Pendamping KomBas TCCC—untuk memberikan penjelasan apa itu TCCC dan sejauh mana luas wilayahnya. Pnt. Alex menjelaskan bahwa TCCC adalah singkatan dari Tarogong, Cipete, Cilandak, Cibubur… tapi bukan itu saja. Wilayah TCCC merupakan wilayah belahan sisi timur GKI Pondok Indah yang mempunyai besaran wilayah paling luas, terbentang mulai Tarogong ke arah Timur (tanpa batas). Bahkan ada yang bercanda bahwa mungkin C-lain dari TCCC adalah Cikampek, Cirebon, bahkan Chicago.

Jemaat Wilayah TCCC mencapai 800 orang dan tersebar dari Tarogong, Depok, Cibubur, Sentul, hingga Ciawi. Pdt. Bonnie kemudian mengajak peserta PWG untuk sejenak melakukan kilas perjalanan ke area-area TCCC dan berusaha untuk bertemu dengan representatif TCCC di masing- masing area untuk mengobrolkan pergumulan mereka. Area pertama yang dituju adalah Tarogong. Di sana ada Bapak Agus Tangyong yang sudah siap menyambut dengan penuh keramahan dan kehangatan. Namun sayang ada masalah dengan sarana komunikasi yang ada, sehingga wawancara tidak bisa dilakukan. Perjalanan diteruskan ke area Depok untuk menjumpai Mas Abrit di sana. Namun lagi-lagi persoalan sarana komunikasi membuat wawancara tidak bisa dilangsungkan. Namun ketika perjalanan sampai di area Cibubur, di sana ada mas Sujarwo dan istri yang menyambut tim kilas perjalanan dengan ramah dan meriah. Dalam penuturannya, mas Jarwo menyampaikan pergumulannya dalam melayani dan menjadi penatua pendamping wilayah TCCC. Kendala jarak dan waktu tempuh perjalanan benar-benar menjadi alasan bagi ketidakmampuannya untuk secara optimal aktif melaksanakan tugasnya di wilayah TCCC. Pada kenyataannya tugas-tugas koordinatif yang dapat dilakukan melalui sarana komunikasi online menjadi tumpuan terbesarnya dalam melakukan pelayanannya. Jemaat TCCC dikatakan sangat total bila melakukan kegiatan bersama. Perjalanan dilanjutkan melewati saja area Sentul, karena tidak ada yang dihampiri di sana. Tim segera tiba di area Ciawi yang disambut oleh Ibu Suzana dan Pak Soen Kamawijaya di Vimala Hills. Bu Suzana dulu tinggal di Tanjung Barat (wilayah TCCC), tetapi sejak pandemi COVID-19 pindah ke Ciawi, yang ternyata tetap masuk wilayah TCCC (termasuk wilayah yang tak berbatas itu). Kilas perjalanan ditutup dengan cerita Ibu Ranu yang aktif dalam paduan suara bersama dengan anak-anaknya di GKI PI. Beliau tinggal di Tanjung Barat. Karena beliau orang Toraja, maka sebagian aktivitasnya juga dilakukan di Gereja Toraja.

Potret Pelayanan Wilayah TCCC
Memasuki bagian pertama Segmen II
– Potret Pelayanan Wilayah TCCC Pdt. Bonnie dan Pnt. David mengundang Bapak Martin Nafie dan Ibu Itje Ospara sebagai nara sumber yang akan menyampaikan kesaksian pelayanan di wilayah TCCC. Pak Martin menuturkan bahwa dalam pertumbuhan wilayah dan jemaat TCCC yang terus meningkat, jumlah jemaat yang ada kini sekitar 800 orang, tetapi jumlah pelawat pemerhatinya sangat terbatas, dapat dihitung dengan jari, bahkan hanya sekitar 5 orang saja yang bisa tetap aktif selama masa pandemi ini. Keterbatasan ini membuat para pelawat mengutamakan dan fokus pada kunjungan ke warga jemaat dalam radius dekat yang terjangkau saja. Pilihan ini juga sebagai akibat dari sebab lain, yakni sulitnya mendapatkan kesempatan meminjam mobil gereja untuk sarana transportasi dalam melakukan kunjungan. Dulu kadang-kadang dibantu oleh Ibu Suzana yang meminjamkan mobilnya.

Ibu Itje Ospara menambahkan bahwa karena keterbatasan jumlah pelawat ini, tim pelawat mengutamakan lansia bermasalah sebagai objek perlawatan, yakni lansia yang (kebanyakan) menderita osteoporosis. Bila dulu sebelum pandemi para pelawat melakukan kunjungan secara bersama- sama, maka kini terpaksa harus membagi diri dalam dua kelompok agar cakupannya menjangkau lebih banyak warga jemaat dalam waktu yang sama. Bu Itje bersama Ibu Ria Sudibjo, sedangkan Pak Martin bersama Ibu Endah Sulistyowati dan Ibu Sri Asih Wohon. Jika dulu per tahun bisa melawat hingga 100 orang, kini hanya 26 orang lansia saja yang bisa rutin dilawat.

Ibu Sumiyati
Bagian pertama segmen II ini ditutup dengan pemutaran video aktivitas pelayanan kepada warga jemaat TCCC, yakni Ibu Sumiati. Ibu Sumiati adalah warga jemaat GKI Pondok Indah yang tinggal di wilayah TCCC. Dulu ketika anak perempuan satu- satunya masih hidup, ia berjualan buah di depan gereja GKI PI dan menyasar warga jemaat yang telah selesai melakukan ibadah sebagai pembelinya. Namun ketika anaknya itu meninggal, ditambah dengan pandemi yang berkepanjangan ini, Ibu Sumiati tidak lagi bisa melakukan aktivitasnya. Sekarang ia tinggal di rumah petak, yang berukuran 3,5 x 4 m2 dengan harga sewa Rp 650.000 per bulan, bersama seorang cucu dari anak perempuannya itu, tanpa pekerjaan dan tanpa penghasilan.

Ibu Sumiati pernah punya niat untuk berjualan buah (satu-satunya pengalamannya berjualan) di depan Puskesmas agar tetap berpenghasilan. Namun karena aktivitas dan kerumunan manusia begitu besar di sana, sehingga dengan pertimbangan takut tertular COVID-19, Ibu Sumiati disarankan untuk mengurungkan maksudnya. Akhirnya kegiatan rutin Ibu Sumiati hanyalah pergi ke gereja sebulan sekali untuk mengambil jatah sembako. Melihat kondisi yang tidak makin membaik, maka pegiat dari Komisi Diskesra yang sekarang mendatangi rumah Ibu Sumiyati setiap bulan untuk membawakan bantuan sembako disertai bantuan keuangan secukupnya. Para pelawat yang budiman itu sering kali harus ‘saweran’ untuk mencukupi kekurangan Ibu Sumiati membayar kontrakannya.

Ibu Sumiati masih menyimpan harapan bahwa suatu saat ia bisa berjualan buah buahan kembali, entah di mana tempatnya dan dari mana modalnya, sebab baginya, memperjuangkan kehidupan untuk membiayai cucu dan dirinya sendiri dengan berjualan buah jauh lebih mulia—selama ia masih mampu melakukannya—daripada meminta- minta dan menunggu bantuan orang lain saja.

Sisi Lain Gemerlap GKI PI
Pesan yang ingin disampaikan melalui pemutaran video ini adalah sebuah fakta bahwa GKI PI adalah gereja besar yang jemaatnya dilimpahi berkat oleh Tuhan sehingga mampu bersyukur dan berbagi. Namun demikian tidak bisa lepas dari fakta bahwa di balik gemerlap dan riuhnya GKI PI, terdapat juga warga jemaat yang hidup terimpit di bawah bayang-bayang dan di lorong- lorong sempit kemegahan itu. Mereka perlu ditolong dan dibantu karena kondisi mereka yang berkekurangan.

Pnt. Endah menyampaikan fakta bahwa jemaat yang mengalami hal itu bukan Ibu Sumiyati saja. Sebenarnya, secara rutin tim pelawat juga melakukan kunjungan kepada Ibu Situm, Ibu Marsih, juga Ibu Mardi, meskipun fokusnya lebih diarahkan ke Ibu Sumiyati saat ini, karena Ibu Sumiyati tinggal sendiri dan tanpa penghasilan. Ibu Augry Monica (Diskesra) menambahkan bahwa sebenarnya ada 11 warga jemaat yang dibantu secara finansial oleh Diskesra, kebanyakan adalah para lansia yang tidak lagi berpenghasilan. Diskesra berharap bisa meningkatkan kerjasamanya dengan KomBas untuk menolong/membantu mereka yang membutuhkannya. Diskesra akan menjadi penyedia dananya, sedangkan para pelawat KomBas diharapkan bisa melakukan pendampingan kepada mereka.

Katalog Online
Bagian kedua segmen II adalah mengenai Katalog Online. Bapak Paul Tambunan dan Bapak Agus Hamdani, yang menjadi nara sumber, menuturkan bahwa katalog online merupakan hasil perwujudan dari gagasan dan upaya untuk membantu pemasaran (khususnya di masa pandemi) produk dan jasa para warga jemaat penggunanya agar bisa dikenal oleh kalangan yang lebih luas. Dengan demikian diharapkan akan lebih banyak konsumen yang bisa mengakses dan membelinya, sehingga ekonomi para penjual ini bisa lebih meningkat. Meskipun bisa dikatakan hal ini masih merupakan upaya tahap awal, tetapi setidaknya telah ada 140 macam produk dan jasa dari sekitar 60 penjual yang telah dipasarkan melalui katalog online ini.

Pada kenyataannya para penjual yang dibantu bukan saja anggota jemaat GKI PI, melainkan juga anggota jemaat gereja lain dan masyarakat sekitar yang butuh dan mau dibantu. Untuk lebih meningkatkan manfaat, fungsi, dan kegunaan katalog online ini, dibutuhkan dukungan lebih besar untuk mencapai end user secara luas dan cepat, misalnya dengan mengumumkannya di WA Grup GKI PI, sehingga kerinduan untuk mempromosikannya—dengan koordinasi para koordinator wilayah, PIC-PIC lain, dan mitra dari gereja- gereja sahabat—dapat terwujud.

Para penggagas dan pemerhati yang tergabung dalam KomBas Minat bermaksud lebih mendayagunakan pemanfaatan katalog online. Karena itu upaya publikasi dan pemahaman terus ditingkatkan agar jemaat lebih mengetahuinya. Demi tujuan tersebut, Kak Monalisa Eka Shinta dihadirkan untuk menyampaikan penjelasannya kepada para peserta PWG.

Komunitas Basis Minat
Kak Mona menuturkan bahwa Kombas Minat terdiri atas tiga subminat, yakni:
yang pertama, Sub-Kombas Profesi yang mewadahi aktivitas Kopi Chat dan Katalog Onlie,
yang kedua, Sub-Kombas Kebangsaan yang menjadi induk dari aktivitas Melek Politik dan Sahabat GusDur,
sedang yang ketiga, Sub-Kombas Sehat yang mewadahi minat pada olah raga Catur, Golf, Lari, Tenis Meja, Tenis Lapangan, serta Yoga.

Sungguh amat beragam minat/hobi/ ketertarikan yang diwadahi dan diurusi oleh KomBas Minat GKI PI. Lebih fokus pada pembahasan katalog online, Kak Mona menyampaikan tatacara jika para penjual bermaksud mempromosikan produk/jasanya di katalog online.
 
Syarat dan ketentuan mendaftarkan barang/jasa di katalog online:
1. Membuat foto produk/jasa Anda (ukuran file maksimum 250 kB) dengan standar rasio ukuran dan isi foto produk /jasa seperti terlihat pada gambar;
2. Mengirim foto produk/jasa ini ke Administrator melalui email ke admin@komprofgp.org atau WA ke 0818-710037, beserta nomor kontak pihak yang bisa memberikan rekomendasi (yaitu dari anggota Komunitas Profesi Grha Persahabatan atau jemaat GKI Pondok Indah);
3. Untuk makanan, direkomendasikan produk tidak mengandung bahan pengawet;
4. Bukan produk/jasa MLM;
5. Tidak ada transaksi di situs ini dan pengguna informasi katalog online ini tidak dipungut biaya;
6. Untuk transaksi pembelian dan pengiriman, pembeli dapat langsung berkomunikasi dengan penjual melalui nomor telepon/ email yang terdapat di katalog online ini;
7. Administrator mempunyai wewenang untuk menentukan apakah produk/jasa dapat dimasukkan di katalog ini;
8. Administrator tidak bertanggung jawab terhadap kualitas atau penyampaian barang yang dikirimkan penjual bila tidak sesuai dengan harapan pembeli;
9. Bila Administrator mendapatkan masukan dari pembeli mengenai kualitas dan penyampaian barang yang tidak sesuai, dan telah melakukan verifikasi, Administrator berhak untuk mengeluarkan produk tersebut dari katalog.
 
Bulan Keluarga GKI PI 2021
Segmen III adalah tentang Bulan Keluarga GKI PI 2021. Pdt. Bonnie menghadirkan Pdt. Riani J. Soehardja dan Kak Glenda Tobing untuk menjadi nara sumber bagi penjelasan Bulan Keluarga yang mengusung tema: Harta Yang Paling Berharga ini.

Pemilihan tema Bulan Keluarga kali ini berangkat dari beberapa kegelisahan. Pandemi ini membuat banyak orang dalam keluarga secara intens, bertemu, bersama, dan bersatu, tetapi semuanya itu tidak lebih menciptakan kebersamaan yang membawa sukacita dan damai sejahtera bagi semua pihak, bahkan justru penuh dengan konflik di dalamnya. Hal lain yang juga menjadi sumber kegelisahan adalah anggapan bahwa Bulan Keluarga pasti ditujukan untuk menyediakan wadah bagi keluarga-keluarga dalam membangun keharmonisan serta peningkatan upaya pertumbuhan mereka. Lalu bagaimana dengan para jomblo? Dapat bagian apa dalam Bulan Keluarga kali ini? Dalam upaya menjawab kegelisahan-kegelisahan itulah topik, tema, dan aktivitas dalam Bulan Keluarga ini dipilih dan disuguhkan.

Tidak seperti yang secara umum dipikir/ditebak orang dalam memahami makna tema Bulan Keluarga 2021, ternyata ‘harta yang paling berharga’ bukanlah keluarga, tetapi menjalani kuasa Tuhan dalam hidup. Melalui tema ini setiap keluarga diajak untuk berjumpa, mengalami, dan menjalani kuasa Tuhan dalam kehidupan agar mampu menghayati, memiliki, dan menikmati harta yang paling berharga itu.

Logo Bulan Keluarga 2021adalah gambar tangan Tuhan yang mengasihi kita dan memberikan lima kekuatan harmoni, empati, melayani, beriman, dan mencinta dengan kuasa-Nya yang senantiasa bersinar.
 
Bulan Keluarga 2021 menampilkan 3 kelompok besar suguhan acara pelayanan keluarga yang menguatkan hubungan dan meningkatkan iman kepada Tuhan. Acara-acara ini dapat disaksikan melalui Youtube Channel GKI PI:
 
1. Story Telling untuk Anak-anak Sekolah Minggu dan anak-anak lain yang ditayangkan setiap hari dari Senin-Sabtu mulai pukul 18.00.
2. Sapaan Kasih yang akan menyapa jemaat setiap hari pada pukul 06.00.
3. Family Channel, sebuah suguhan bagi segenap keluarga dari hari Senin-Jumat mulai pukul 20.00.
Senin: Parenting Corner.
Selasa: Lansia Sehat, Keluarga Bahagia.
Rabu: Family Ministry.
Kamis: Keluarga Gibah (Berbagi & Beribadah).
Jumat: Kamu Muda.
Sabtu: 3 Day Friendship Camp, untuk para single (Dewasa Muda) pada tanggal 9, 16, dan
 
23 Oktober 2021 pukul 09.00 – 14.00.Di samping itu juga diselenggarakan acara khusus yang tidak berseri (tunggal):
Webinar Keluarga pada pertemuan Orang Tua Murid (Sekolah Minggu), tema – You Lost Me pada hari Sabtu 16 Oktober 2021 pukul 16.00.
Ibadah Anak & Keluarga, pada hari Minggu, 17 Oktober 2021 mulai pukul 10.30.
Bertemu (lagi) di Plasa, pada hari Minggu, 31 Oktober 2021 pukul 10.00-12.00.
 
Pdt. Riani menutup Persekutuan Wilayah Gabungan Oktober 2021 ini dengan renungan singkat yang didasarkan pada Efesus 3:20 - Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.
 
Host untuk Persekutuan Wilayah Gabungan (PWG) Desember 2021 adalah KomBas Lebak Bulus.•
 
SUJARWO