~sebuah upaya untuk menjaga fokus pemberitaan Injil Keselamatan ~
Persaingan Kelompok?
Ada dugaan bahwa ketika Yesus memulai pelayanan dan memilih murid-murid-Nya, kelompok ini menjadi ‘saingan’ bagi kelompok Yohanes Pembaptis dan murid-muridnya. Pada saat itu Yohanes Pembaptis cukup populer, bahkan pada mulanya lebih populer dibandingkan Yesus.
Dugaan selanjutnya adalah Yohanes Pembaptis benar-benar membaptis Yesus. Dengan kata lain, Yesus pernah menjadi murid Yohanes Pembaptis. Yesus kemudian keluar dari kelompok Yohanes Pembaptis dan membentuk kelompok sendiri. Sebagian murid Yesus tampaknya direkrut dari kelompok Yohanes Pembaptis (Yoh.
1:35-37): Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah!” Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.
Jika semua dugaan itu benar atau fakta nyata pada zaman Yesus, Yohanes Pembaptis dan kelompoknya kemungkinan besar menjadi ‘masalah’ bagi kelompok Yesus. Semua dugaan itu antara lain didasarkan pada ‘jejak-jejak’ persaingan keduanya, sebagaimana masih tampak di Injil- injil kanonik.
Pembaptisan Yesus
Sebagai contoh, misalnya perihal pembaptisan Yesus. Hal itu tertulis dalam Injil Markus 1:9-11, Matius 3:13-17, dan Lukas 3:21-22. Semua umat saat ini meyakini bahwa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, karena Matius dan Markus secara eksplisit menuturkan demikian. Markus 1:9 - Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Sedangkan Matius 3:13 menyaksikan - Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Matius bahkan merasa perlu menyampaikan alasan mengapa Yesus bersedia dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Matius 3:15 - Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.” Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
Siapa Pembaptis Yesus
Namun jika kita perhatikan Injil Lukas, di sana tidak disebutkan siapa yang membaptis Yesus. Dikatakan bahwa Yesus dibaptis. Namun oleh siapa? Dan jika diperhatikan secara kronologis, pada saat itu Yohanes sudah ditangkap dan dipenjarakan oleh Herodes.
Dalam upaya memahami Injil Lukas, orang memang bisa mengandaikan atau menduga-duga bahwa pembaptis Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Namun, itu hanya pengandaian atau dugaan, sebab penulis Injil Lukas tampaknya sengaja mengaburkan hal itu. Selain tidak menyebutkan siapa yang membaptis Yesus, Injil Lukas juga menceritakan lebih dulu bahwa Yohanes Pembaptis sudah dipenjara (Luk. 3:20). Jadi, urutan penceritaannya: Yohanes Pembaptis dipenjara (20), sesudah itu Yesus dibaptis (21-22). Jika Yohanes Pembaptis sudah dipenjara di ayat 20, siapa yang membaptis Yesus di ayat 21-22?
Orang boleh saja menduga-duga bahwa apa yang diceritakan di ayat 21- 22 adalah kilas-balik (flash back) dari peristiwa yang terjadi sebelum ayat 20. Artinya, sebelum Yohanes Pembaptis dipenjara, ia sempat membaptis Yesus.
Penulis Injil Yohanes bertindak lebih ekstrim daripada penulis Injil Lukas. Penulis Injil Yohanes sama sekali menghapus cerita pembaptisan Yesus. Sebaliknya, ada pernyataan bahwa Yesus juga membaptis di Yudea (Yoh. 3:22, 26; 4:1) sekalipun pernyataan itu kemudian dibantah oleh penulis kedua atau editor Injil Yohanes di Yohanes 4:2. Penulis Injil Yohanes juga membuat tokoh Yohanes Pembaptis berkata tentang Yesus: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3:30). Ucapan yang sarat dengan nada persaingan itu mencerminkan konkurensi antara kelompok murid Yohanes Pembaptis dan kelompok murid Yesus.
Apakah Yesus sendiri memang ingin bersaing dengan Yohanes Pembaptis? Atau apakah Yohanes Pembaptis sendiri merasa disaingi Yesus? Kemungkinan besar tidak. Persaingan antar kelompok mungkin baru terjadi sesudah kedua pemimpin kelompok itu tiada dan sesudah kelompok Yesus makin besar atau makin kuat.
Dalam Injil Lukas dijelaskan bahwa Yohanes Pembaptis adalah:
— Anak imam yang dilahirkan secara mukjizat. Ayah Yohanes Pembaptis adalah imam Zakaria. Ibunya adalah Elisabet, keturunan imam Harun. Yohanes Pembaptis dikandung Elisabet secara mukjizat sebab ia sebenarnya mandul dan usia suami istri itu sudah tua (Luk. 1:7).
Yohanes Pembaptis tampaknya (digambarkan) memiliki pengharapan mengenai Yesus sebagai Mesias yang datang, bukan hanya untuk menyelamatkan, melainkan juga untuk menghukum (Luk. 3:16-17).
Ketika Yohanes mengatakan: “…. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api,” (16) sepertinya ia juga memberikan makna api itu sebagai simbol hukuman ketika di ayat 17 ia mengatakan: ”… tetapi debu jerami itu akan dibakar- Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”
Namun, ternyata Yesus tidak datang sebagai Mesias yang menghukum, melainkan Mesias yang menyelamatkan (saja). Lagi pula gaya hidup Yesus yang suka berpesta, bahkan bersama pemungut cukai dan orang berdosa, sangatlah berbeda dari Yohanes Pembaptis yang asketis (berpantang). Yesus dianggap ‘pelahap dan peminum’—tampaknya itu julukan negatif buat orang yang suka pesta. Padahal Yesus suka ‘pesta’ karena menghidupi pemahaman bahwa kemurahan dan pengampunan Allah atas orang berdosa patut dirayakan seperti merayakan pernikahan, seperti pesta atau perjamuan makan di masa kini yang juga menjadi simbol dari pesta atau perjamuan makan di Kerajaan Allah yang akan datang (Luk. 13:29).
Dengan perbedaan-perbedaan antara harapan dan kenyataan yang dilihat dan didengar oleh Yohanes mengenai Yesus, maka ada kemungkinan bahwa Yohanes Pembaptis dan kelompoknya termasuk orang-orang yang kecewa dan menolak Yesus.
Pertanyaan Yohanes
Sangat bisa jadi dari keraguan, keheranan, maupun penolakan itulah timbul pertanyaan Yohanes kepada Yesus apakah Ia adalah Mesias yang dijanjikan itu ataukah mereka harus menunggu yang lain? Dalam menjawab pertanyaan itu sepertinya Yesus tidak ingin berargumen apalagi berpolemik dengan Yohanes Pembaptis—yang diwakili murid-muridnya—dengan menjawab pertanyaan itu secara langsung untuk memberikan pembenaran pada tugas dan peran-Nya sebagai Mesias. Namun Yesus menunjukkan karya Kemesiasan-Nya melalui
karya-karya yang hanya mampu dan mungkin dilakukan dengan kuasa yang datang dari Tuhan saja. Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit
dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Dan Yesus menjawab mereka: “Pergilah,
dan katakanlah kepada Yohanes apa
yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” (Luk 7:21-23). Dan dengan demikian pertanyaan Yohanes Pembaptis terjawab.
Sudut Pandang Injil Lukas
Penulis Injil Lukas tampaknya tidak ingin menyejajarkan Yohanes Pembaptis dengan Yesus, agar fokus pembacanya tidak beralih dari pokok utama pemberitaan Injil, yakni bahwa Yesus adalah Mesias yang melakukan penebusan dosa dan membawa keselamatan kepada dunia. Yesus adalah fokus pemberitaannya, sedang Yohanes hanyalah pembuka jalan bagi pelayanan Yesus untuk berkarya.
Karena itu Penulis Injil Lukas memilih untuk mengaburkan beberapa penuturan yang akan menjurus pada penyejajaran itu. Mengikis dugaan- dugaan di awal, maka Penulis Injil Lukas tidak mencantumkan siapa pembaptis Yesus, agar tidak ada anggapan bahwa Yesus berguru kepada Yohanes dan dalam ketertundukan, dibaptis oleh Yohanes. Demikian juga tentang kematian Yohanes Pembaptis. Dapat dikatakan bahwa baik Yohanes maupun Yesus mati sebagai martir. Jika fokusnya adalah mati sebagai martir— baik Yesus maupun Yohanes—maka tujuan dan lingkup pengaruh sesudah kematian Yesus bisa menjadi kabur di mata para pembaca Injil Lukas yang lebih menyoroti kemartiran.
Demikian juga Penulis Injil Lukas sangat menekankan apa yang dikatakan Yesus: Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripadanya” (Luk. 7:28) sebagai sebuah penegasan bahwa meskipun Yohanes mengajarkan pertobatan dan membaptis—bahkan menjadi pembuka jalan bagi pelayanan Mesias sehingga ia disebut sebagai manusia terbesar (di dunia)—tapi ia tidak pernah lebih besar daripada orang yang memahami keselamatan dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Sang Juru Selamat, dan melakukan perintah-perintah-Nya sehingga ia menjadi pewaris kerajaan Surga.
Amin. •
# Terima kasih kepada kak Yessy Sutama yang telah memimpin sesi PATIBULUM ini.
Sujarwo