Pasutri: Interaksi dan Komunikasi dalam Keluarga



Apresiasi, sarana pendorong dan penguat upaya membangun serta mengembangkan hubungan dalam pernikahan.

Makna Apresiasi
Kata ‘apresiasi’ berasal dari kata bahasa Inggris: appreciation, ə-,prē-shē-ˈā-shən, yang diberi arti: a feeling or expression of admiration, approval, or gratitude (Merriam-Webster Dictionary), perasaan atau ekspresi kekaguman, persetujuan, atau rasa terima kasih. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘apresiasi’ diberi arti sebagai: melakukan pengamatan, penilaian, dan penghargaan. Singkatnya, apresiasi dapat diartikan sebagai penghargaan yang timbul dari rasa syukur/terima kasih. Meskipun arti apresiasi di atas lebih banyak dikaitkan atau dihubungkan dengan penilaian terhadap karya seni, tetapi ia mempunyai arti yang sama juga dalam komunikasi dan interaksi.

Seberapa Penting?
Dalam pernikahan, apresiasi juga sangat diperlukan dan memegang peranan penting dalam memelihara dan mengembangkan hubungan atau keharmonisan di antara pasangan. Bagi kebanyakan pasangan yang sudah lama menjalani kehidupan pernikahan, apresiasi sering diremehkan, bahkan dilupakan. Hal ini pun sering terjadi pada mereka yang masih baru menjalani bulan madu. Padahal di masa pacaran, apresiasi merupakan hal dominan yang digunakan untuk membangun keterikatan dan kebersamaan. Seolah-olah ada titik di mana upaya untuk membangun kedekatan dan kebersamaan tidak lagi memerlukan apresiasi.

Jelasnya, apresiasi merupakan ekspresi penghargaan dari hasil pengamatan dan penilaian atas perilaku atau perbuatan yang dilakukan pasangan, serta dorongan untuk terus melakukannya sebagai ungkapan terima kasih karena telah menerima kebaikan itu. Apresiasi akan meningkatkan kebanggaan, perasaan dihargai, serta kepuasan karena apa yang telah dilakukan diterima dengan baik. Hal ini akan meningkatkan keharmonisan hubungan dalam rumah tangga. Apresiasi adalah sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan keharmonisan di antara pasangan dalam rumah tangga.

Dalam kehidupan pernikahan, pasangan-pasangan kerap abai tentang hal ini, karena beranggapan bahwa apa yang dilakukan untuknya atau untuk keluarganya adalah hal yang wajar, sewajarnya. Mungkin memang benar dan tak dapat dimungkiri bahwa yang dilakukan adalah hal biasa dan sudah menjadi kewajiban.
Namun ternyata, ada banyak yang mengeluh karena merasa tidak mendapat apresiasi dari pasangan mereka. Mereka merasa kosong atau hampa. Apakah ini tuntutan yang berlebihan? Tidak. Sekali lagi tidak!

 

 

Apresiasi dalam pernikahan memainkan peran penting karena merupakan sarana yang bisa digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan meningkatkan relasi suami istri. Sebaliknya, rendahnya apresiasi pada pasangan melemahkan hubungan dan meningkatkan ketidakpuasan dalam pernikahan.

Amsal 16:24 mengatakan: Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati & obat tulang-tulang. Bukankah itu ayat yang bagus? Semua mengakui dan mengiyakan bahwa perkataan yang menyenangkan (apresiasi) menghibur, mendorong, dan menguatkan, bukan? Namun kata-kata manis itu terkadang banyak hilang dalam kehidupan pernikahan. Bukannya disengaja atau pasangan berubah menjadi jahat atau tidak baik, bukan! Hanya lalai.

Apresiasi adalah bentuk penghargaan yang diberikan kepada pasangan dan hal itu menyenangkan karena membuat yang menerima apresiasi merasa dihargai, diwongke, serta dianggap berarti. Penulis Amsal mengilustrasikannya sebagai sarang madu yang menghasilkan hal manis yang menguatkan semangat dan jiwa. Apresiasi mengandung dan memberikan kekuatan.

Manfaat Apresiasi
Pasangan-pasangan dalam keluarga harus mengembangkan kepekaan  dan keterampilan menyampaikan apresiasi kepada suami/istri masing- masing bila menginginkan hubungan di antara mereka makin meningkat dan berkembang, sebab apresiasi memberikan sederetan manfaat.

Pertama, Membangun Relasi Lebih Dekat. Apreasi mengikat pasangan lebih dekat, karena menunjukkan penghargaan satu sama lain sehingga membuat keduanya terikat dan terhubung. Meskipun ada yang mengatakan bahwa tanpa kebiasaan apresiasi mereka sudah dekat, tetapi percayalah bahwa dengan saling memberikan apresiasi, kedekatan dan keterhubungan itu akan makin erat dan hangat.

Kedua, Meningkatkan Nilai-nilai Positif Relasi Pernikahan, karena dengan memberikan apresiasi, pasangan membangun persepsi positif, saling menghargai, sehingga kepercayaan diri meningkat. Dengan apresiasi, suasana dalam rumah tangga akan dipenuhi oleh suasana yang positif, saling mendukung dan membangun di antara suami dan istri.

Ketiga, Meningkatkan Kepuasan Pernikahan. Ada banyak suami atau istri yang kecewa saat apa yang dilakukan tidak mendapat apresiasi, karena cenderung hanya dianggap sebagai suatu kewajaran yang sudah seharusnya dilakukan. Sebaliknya, suami atau isteri yang rutin memberikan apreasiasi atas apa yang dilakukan pasangannya mengatakan bahwa mereka memiliki pernikahan yang memuaskan, dan bahkan ingin makin menyenangkan pasangan mereka.

Keempat, Memberi Rasa Aman, artinya: apreasiasi menimbulkan ketenangan bagi yang menerimanya, karena segala bentuk pelayanan/ tindakan yang dilakukannya dengan tulus dan sepenuh hati itu dihargai. Hal ini meyakinkannya bahwa apa yang telah dilakukannya itu benar dan baik untuk diulangi.

Kelima, Membantu Pasangan Mengenali Nilai Hubungan yang Diinginkan. Ada nilai-nilai luhur yang disepakati dalam pernikahan melalui apreaiasi yang diberikan. Keduanya sampai pada tahap saling menghargai, saling mengakui, saling melengkapi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung.

Keenam, Mengingatkan Pasangan akan Cinta Mereka. Cinta yang terus berlangsung, tidak tergerus oleh waktu, konsisten, tidak berkurang dari sejak masa pacaran, pengantin baru, maupun dengan bertambahnya usia pernikahan.
Dalam pernikahan yang sehat, suami atau isteri bisa lebih mengapresiasi pasangannya dalam berbagai pasang surut kehidupan dan pergumulan yang dihadapi bersama. Pasangan menghayati dan memahami segala upaya yang dilakukan suami atau istri sebagai bentuk pengorbanan pasangan baginya dan bagi segenap keluarga.

3 Tingkat Apresiasi
Ada 3 tingkat apresiasi yang diungkapkan kepada pasangan. Tiap tingkatan menggambarkan keintiman yang berbeda. Makin meningkat menunjukkan tingkat keintiman yang makin dalam.

#1 Saya Menghargai APA yang Engkau Lakukan.
Ini berarti memerhatikan kegiatan yang dilakukan suami atau istri untuk membangun dan merawat pernikahannya. Siapa pun pasti menghargai hal-hal baik yang dibawa ke dalam hidup mereka. Saling mengucapkan ‘terima kasih’ atas kegiatan sehari-hari, yang dianggap sepele atau remeh sekalipun.

“Terima kasih untuk makan malamnya.“
“Saya menghargai pakaian bersih yang kausediakan untuk saya.“
“Saya sangat senang kamu mengisi bensin mobil kita, sehingga saya tidak perlu repot melakukannya.”
“Pekarangan kita terlihat bagus. Terima kasih telah memotong rumputnya.”
“Terima kasih sudah mengepel dan membersihkan rumah kita!“
 
Sangat mudah untuk menyampingkan hal ini karena merasa terlalu sepele. Lagi pula, bukankah hal-hal ini sudah sepatutnya/seharusnya terjadi dalam pernikahan? Pada kenyataannya, tidak ada kata ‘sepatutnya/seharusnya’ dalam sebuah pernikahan, semuanya harus dihargai. Dengan demikian sangat penting untuk berterima kasih kepada pasangan atas apa yang dilakukannya, sekecil dan seremeh apa pun itu.
 
#2 Saya Menghargai BAGAIMANA
Engkau Berkorban. Ada hal-hal yang suami atau istri lakukan untuk pasangannya sebagai bentuk pengorbanan. Mungkin pasangan itu tidak terlalu melihatnya sebagai pengorbanan, tetapi suami atau istri tersebut tetap melakukannya dengan ‘harga’ itu. Atau, sebaliknya, suami atau istri yang menerima pelayanan mungkin melihat bahwa apa yang dilakukan pasangannya adalah pengorbanan, meskipun pasangan yang melakukannya tidak menganggapnya begitu.
 
Bagaimanapun, tindakan pengorbanan harus disambut dengan penghargaan dan pengakuan. Ini seperti meniup angin ke ‘layar’ pasangan dan mendorongnya maju ke depan. Misalnya: di mana suami atau istri melihat pasangannya ‘memberi/ berkorban’ untuknya atau keluarganya?
 
Mungkin dia memilih untuk tidak membeli sesuatu yang diinginkannya agar anak anak dapat memiliki sesuatu.
Mungkin dia bekerja dengan mengorbankan jam tidurnya untuk memperoleh kebersamaan yang lebih akrab dengan keluarga.
Pasangan mungkin melihatnya ‘keluar dari jalur’-nya untuk melakukan pekerjaan baginya atau orang lain.
Setiap kali melihat pengorbanan: akui itu, dan biarkan pasangan tahu bahwa apa yang dilakukan itu, dihargai.
 
#3 Saya Menghargai SIAPA Engkau.
Ketika suami atau istri berbicara tentang siapa pasangannya, ia akan berkata: “Aku tahu siapa Engkau dan aku mengenal Engkau. Engkau memiliki nilai karena Engkau adalah Engkau.”
 
Penghargaan semacam ini masuk ke inti keberadaan mereka. Di situlah suami atau istri melihat karakter dan kepribadian pasangannya dan memperkuat penghargaannya untuk memandangnya ‘sebagai pribadi.’
 
Apa ciri-ciri yang dapat diperhatikan pada pasangan? Sifat apa yang akan mereka hargai tentang diri mereka sendiri yang dapat memperkuat pernikahan mereka? Misalnya seperti hal-hal berikut:
 
“Aku suka caramu berpikir. Pikiran dan wawasan yang hebat.”
“Aku menghargai hatimu yang penuh kasih. Kamu peduli ketika orang menderita.”
“Aku menghormati disiplin dirimu. Kamu menginspirasi saya.”
“Aku mengagumi keberanianmu. Kamu tidak takut pada tantangan.”
 
Carilah cara-cara Anda sendiri untuk dapat mengungkapkan penghargaan kepada pasangan pada ketiga tingkatan tersebut. Saat melakukannya, Anda akan membawa madu ke jiwa pasangan dan Anda akan membangun pernikahan Anda.
 
 
# diadaptasi dan dituliskan kembali dari materi webinar bina keluarga bapos parakan salak dengan judul yang sama, sabtu, 2 oktober 2021
 
***

Pasutri Sujarwo - Linda