Lazarus dari Betania, yang dikasihi Yesus,
saudara Marta dan Maria,
terbaring sakit tak berdaya.
Dan kabar pun dikirimkan kepada-Nya.
“Segeralah datang, Lazarus sakit keras.
Ia butuh pertolongan-Mu.”
Mereka menunggu Yesus, tapi Dia tak datang.
Lazarus pun meregang nyawa.
Mereka menjerit dalam duka:
“Mengapa dia dibiarkan mati begitu saja.”
Upacara penguburan sudah terlaksana.
Malah lewat empat hari lamanya.
Entah siapa yang berteriak keras.
“Dia pasti datang. Dia menuju ke sini.”
Maria berlari menyambut-Nya,
Lalu tersungkur bersujud dengan menangis.
“Tuhan…, oh Tuhan…, jika Engkau di sini,
Engkau tentu menyembuhkannya.
Seharusnya ia masih hidup bersama kami,
tapi Engkau terlambat empat hari,
dan semua harapan kami sirna.”
“Tuhan, kami tidak paham,
mengapa Engkau terlambat begitu lama?”
Namun, rencana-Nya adalah kedaulatan-Nya
Bukan rancanganmu atau rancanganku.
Walaupun terlambat empat hari, Yesus tetap tepat waktu.
Dia berkata, “Marta… tunjukkan kuburannya.”
Marta menyahut, “Tuhan, sudah empat hari ia di sana.”
Namun batu kuburan dibuka kembali,
Dan Yesus berseru, “Lazarus keluarlah!”
Orang-orang berteriak, “Ia hidup…. Ia hidup!”
Sahabat, mungkin engkau sedang berjuang saat ini,
dalam pergumulan atau ketakutan.
Berserulah kepada-Nya, Dia dapat menolong.
Dia tahu apa yang kauperlukan.
Jangan hilang harapan, tetaplah bersabar.
Jalan-Nya tak terselami, tapi Dia berkuasa,
dan peduli akan hidupmu.
Hilman Manurung
Januari 2022