Ketika seseorang tiba-tiba ditinggal sendirian,
sering kali datang kepanikan dan ketakutan.
Aku ingat jelas perasaan ibuku,
setelah kematian Ayah.
“Aku tak dapat hidup tanpa dia.
Aku bergantung padanya dalam segala hal,” ujarnya.
Ibuku meyakini hal itu,
karena ia sangat mengasihi Ayah.
Namun ternyata ia melanjutkan hidup,
dan menjalani berpuluh tahun yang indah,
tanpa Ayah di sampingnya.
Aku ingat satu hal yang mengganggu benaknya.
Ia tak dapat mengemudi.
Ia harus membiasakan diri dengan sarana yang ada,
dan ternyata… bisa.
Aku merasa, bahwa tahun-tahun paling kreatif hidupnya,
justru ketika ia dipaksa bergantung pada kemampuannya sendiri.
Ia mengalami saat-saat kekhawatiran yang hebat,
tetapi pada satu titik tertentu di perjalanannya,
ia menyadari ungkapan tua:
“Hidup untuk tujuan panjang itu sulit,
meraih target singkat itu lebih mudah.”
Ibuku dapat melihat jalannya,
dan mengatasi semua rintangan yang ada.
TUHAN adalah pelita yang menerangi hidupnya,
Pengemudi Abadi yang membawanya selamat ke tujuan.
Selamat Hari Ibu!
Hilman Manurung